Publisher Theme
Art is not a luxury, but a necessity.

Cerita Sex Berhubang Badan Di Hotel Dengan Tanteku Sendiri

Narasi ini bermula dari ada acara di rumah nenekku yang dari ibu, kebenaran adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu menginap di rumah nenek mulai 2 hari saat sebelum acara pesta diadakan. Rumah nenekku tidak besar dan keluarga dari ibuku semua sejumlah 14 orang dan beberapa anaknya yang turut kerumah nenekku, semua tiba satu keluarga cuma tanteku yang namanya Tante Lia tiba sendiri karena suaminya sedang pekerjaan keluar kota dan belum memiliki anak. Tante Lia umurnya sekitaran 36 tahun mukanya elok dan badannya sedikit gendut tetapi padat terurus mahfum orang kaya.

Foto Foto BokepKarena di rumah sudah penuh, karena itu tante Lia ingin bermalam di losmen dekatnya rumah nenekku, saya membawanya naik motor, selanjutnya tanteku pilih kamar VIP yang full AC, malam itu saya pulang dan menginap di rumah nenekku.
Pagi harinya saya diminta mengantar makanan ke tante Lia, saya pergi mengantarkan seorang diri dan kebenaran tante lia baru bangkit dari tidurnya.

“Masuk Rano..”ucapnya sekalian membuka pintu kamar nya
“Baik tante”, jawabku sekalian masuk dan menempatkan makanan di atas meja dalam kamarnya.
“Tante telat bangun nih… habis semaleman tante ngak dapat tidur… sepertinya losmen ini horor dech Rano, menjadi tante cukup takut jadi..”, ia menceritakan
“Eh… nanti dulu ya… tante ingin mandi dahulu trus ingin bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante malas ingin naik becak”, tambahnya.
“baik tante..”, jawabku.

Tante Lia masuk kek amar mandi dan saya duduk di atas bangku yang ada dalam kamar losmennya.
Suara air mengguyuri tubuhnya kudengar, dan mendadak otak kotorku jalan saat kusaksikan lobang kunci kamar mandinya. Saya jalan perlahan-lahan ke arah kamarmandinya terus saya melihat di dalam, kusaksikan tanteku kembali menyabuni semua badannya dan saya terkesima menyaksikan badanya yang mulus dengan buah dada yang lebih besar dan kusaksikan kembali bulu vaginanya dengan rapi, mungkin tante Lia rajin menjaga dan cukur bulu vaginanya, saya menelan ludah dan automatis kontolku langsung menegang.
Cukup lama saya melihat tante Lia mandi sekalian napasku ngos-ngosan ngak tahu mengapa hingga kemudian tante Lia usai saya segera duduk dikursi lagi sekalian pura pura SMS. Seakan-akan ngak ada apa-apa.

“Hayo SMS sama kekasihnya ya ?” Mendadak kedengar suara tante Lia dimuka ku
“eh tidak tante…masih belum mempunyai kekasih “jawabku grogi, mahfum orang melakukan perbuatan salah tentu pemikirannya kalut
“Rano… kamu keluar dahulu ya… tante ingin mengganti pakaian trus kita pergi, agar tante ingin makan di rumah ibu saja”, kata tanteku.
Saya keluar kamarnya dan menanti di ruang loby hingga kemudian tanteku tiba dan kami berdua pergi kerumah nenek.

Malam harinya sekitaran jam 9 malam tante lia meminta diantar ke losmen kembali, dan tante Lia narasi sama ibuku jika tante Lia cukup ketakutan tidur sendiri di losmen. Ia minta saya untuk temaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah saya malam itu bermalam di losmen temani tante Lia. Sehubungan tempat tidurnya singgel bed karena itu saya tidur di bawah.

Tante lia berbaring sekalian terima telepon dari mas Agus suaminya, dari perkataannya tante Lia narasi kembali didampingi saya karena takut kondisi losmen yang horor ini menurut dia. Sekitaran jam 11 malam saya bangun ingin pipis habis udara AC membuat ku ingin pipis, saya pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Sesudah saya membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam warna crem yang terdapat digantungan di dalam kamar mandi.

Main-main saya menggenggamnya dan kuperiksa celana dalam itu, lantas karena ingin tahu kucium celana dalam itu cocok di bagian yang tutupi lobang vaginanya, kuhirup wewangiannya dan serr… darahku mengucur cepat dan detak jantungku deg-deggan secara langsung saja saya horny waktu itu, kuulang kembali mencium CD itu dan saya tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

Dalam pikiranku berbicara, wah bermakna tante Lia sekarang ini tidur ngak pakai CD dan saat keluar kamar mandi mataku automatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang waktu itu telentang dengan dengkuran yang lembut, tetapi tidak bisa kusaksikan secara jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu saya ngak dapat tidur, terpikir badan tante Lia yang sedang mandi terpikir Cdnya terpikir yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.

Kulirik jam telah memperlihatkan jam 2 pagi hari, tetapi mataku ngak dapat terpejam, mendadak saya dengar suara:
“Ranoo… Rano.”
Saya berpura-pura ngak dengar.
“Ran…ranoo”, ini kali suaranya cukup keras dan seperti orang gemetar.
“Iya tante Lia ada apakah? “, tanyaku sekalian berpura-pura lemas.
“Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Saya bangun dan jalan mendatanginya sekalian memberikan selimut yang saya menjadikan alas”, kamu tidur di atas saja rano selain tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tapi dadaku tambah deg-degan, mahfum otakku mulai banyak beberapa hal porno.
“Sini selimutnya berduain agar kamu ngak kedinginan”, ucapnya, seperti kerbau dicucuk hidungnya saya nurut saja memepetkan tubuhku kedekat tante, mahfum selimutnya kecil menjadi untuk berdua harus minim.

Tante Lia miring membelakangiku sedang saya tetap telentang, kudengar napasnya teratur secara lembut mengisyaratkan ia lelap kembali, saya menghadap tanteku dan tidak menyengaja kontolku sentuh bokongnya, ada hembusan aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, saya menyengaja menyentuhkan kemaluanku di bokongnya dan rasa hangat itu menyebar lagi, makin kudekatkan dan makin melekat saya semakin rasakan kehangatan itu, saya waspada sekali takut tante Lia terjaga saya menyingkapkan daster sisi belakang tante Lia keatas, oww… kelihatan terang buah pinggulnya yang kembar benar-benar mulus, mahfum belum mempunyai anak, dan antara dua iris bokongnya saya simak ada sebuah gundukan dengan bulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku semakin tidak karuan dan kusaksikan penisku, terlihat diujungnya keluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan kesemua ujungnya kepala penisku.

Perlahan-lahan saya sentuhkan penisku ke gundukan dengan bulu punya tante Lia, “ohh…”, saya mendesah perlahan-lahan rasakan kesan sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit bokongku untuk menekan vagina tante Lia, tetapi saya tidak kuat meredam suatu hal yang akan meletus keluar dalam penisku dan croot… croot… croooot… saya keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
Kusaksikan spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terjaga karena itu saya selekasnya tidur, dengan senyuman penuh kepuasan.

“Rano…bangun sudah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang menggugahku, saya selekasnya buka mata dan menyaksikan tante Lia telah usai mandi. Tante Lia menggunakan handuk yang dililitkan didadanya sekalian tersenyum tante lia mendekatiku dan duduk disebelahku:
“Rano semalam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum saya menjawab tante lia melanjutkan bicaranya.
“Bermakna saat ini kamu telah aqil balig, kamu harus mandi wajib, barusan pagi di paha dan bokong tante banyak terkena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.
“Maaf tante… Rano ngak menyengaja”, jawabku spontan karena kaget, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
“Nach saksikan ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sekalian matanya menyaksikan kebawah peruntuku.

Astagaaaaaa… Ternyata tadi malam saya lupa masukkan burungku di dalam sangkarnya dan memulai pagi barusan disaksikan sama tante Lia.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu sekalian menarik celanaku dan masukkan batangku di dalam Cdku, tiba- datang.
“Jangan ditempatkan dahulu rano…! rano kan telah dewasa sekarang… tetapi rano belum sempat diketahui rano itu prima apa tidak…”, kata tante Lia.
“Prima bagaimana tante..??”, tanyaku sekalian menggeruntukan dahiku, untuk ini saya memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.

“Terkadang ada orang yang sukanya sama-sama macamnya sendiri, trus ada yang impoten pada akhirnya ditinggalkan pergi sama istrinya, menjadi tante ingin tahu Rano prima apa tidak, kamu keluarin kembali dech burungnya!”, perintah tante Lia, Aku juga spontan keluarkan kembali penisku dari dalam celanaku yang kebenaran masih kaku.
Kusaksikan Tante Lia menelan ludah sedikit melihat kepenisku, dan tante lia berbicara “Rano diam saja ya kelak, Rano pejamkan mata saja jika takut sakit, ini Hanya test saja koq…”
“Baik tante.”

Saya pejamkan mata, dan saya rasa tante lia naik keatas badanku tanpa melepaskan handik yang digunakannya, dan kurasakan penisku terlekat oleh benda dengan bulu dan basah hingga saya merasa sedikit geli dan kaget.
“Emm..”, saya berguman sekalian terpejam.
“Mengapa rano…sakit..??”, cukup berbisik suara tante lia dengan napas sedikit bergairah.
“Tidak tante…ngak apapun.”
Sedikit ada pergerakan yang sudah dilakukan tante Lia hingga vaginanya menekan penisku mengarah atas trus kebawah dan itu berjalan sesaat, saya rasakan geli yang hebat dan saya menggigit bibir bawahku agar tidak bernada, saya buka sedikit mataku ingin menyaksikan muka tante Lia, rupanya tante Lia pejamkan matanya sekalian menggigit bibirnya , gesekan di antara vagina tante Lia dan penisku semakin licin hingga mengeluarkan bunyi “tet… pret… pret… pret…” tiap tante Lia memaju undurkan vaginanya di atas penisku.
Selanjutnya tante Lia stop bergerak, dan dengan napas cukup tidak teratur katakan:
“Rano… saat ini test paling akhir ya…”
“iya tante… Rano siap”.

Saya rasakan jemari tante Lia menggenggam penisku sisi tengahnya, tidak lama kemudian saya rasakan kepala penisku menyodok sesuatu lubang yang cukup lebar hingga mudah masuknya, saya merasainya sekalian pejamkan mata dan menikmatinya.

Saat baru sepertiga masuk saya rasakan ujung penisku mengenai seperti dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu sepertinya seperti cincin, kepala penisku terukur ke sana dan kurasakan pemilih lobang itu yakni tante Lia berusaha untuk masukkan kepala penisku kelobangnya tetapi cukup kesusahan.

Kurasakan penekanan tante Lia semakin kuat pada penisku dan kelihatannya kulit kepala penisku terkelupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu sedap hingga saya keluar suara.

“aakh…”
Tante Lia hentikan pergerakannya.
“Bagaimana rano… Sakit..??”
“Tidak tante ngak apa apa…”
Mendadak kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas tepian di antara kepala penisku dan batangnya, barusan mungkin kepalanya telah melalui cincin itu, dan kelihatannya kepala penisku diempot oleh benda di dalam vagina tante lia.

“Akh… akh…”, mendadak tante lia bernada.
Kembali kurasakan capitan cincin itu semakin kuat dan penisku kelihatannya kesiram air hangat di dalam vagina tante Lia, aku juga kehilangan kendalian rasakan capitan itu dan tidak bisa meredam suatu hal yang hendak keluar dalam penisku dan saya terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitaran 4 kali cairan itu menyemprotkan di dalam vagina tante Lia.

Penisku tetap tertancap di dalam vagina tante Lia sesaat kuliahat tante lia tetap pejamkan matanya…

Itil V3
“Sudah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… Rano, rupanya kamu lelaki yang normal”, jawabannya sekalian mengusung bokongnya melepas penisku divaginanya, trus tante lia jalan ke kamar mandi.

Saya menyaksikan mengarah penisku, disitu rupanya banyak berlepotan cairan warna putih, ada yang kental ada yang bening beberapa kembali berada di bulu-buluku yang lembut, saya berpikiran dalam hati.
Andaikan test ini dilaksanakan tiap hari, mungkin saya tidak adak menampiknya…

 

Comments are closed.